Kraksaan 2018, Pada hari Senin 4 Juni 2018, DLH Kabupaten Probolinggo menerima kunjungan Tim Juri Penilai Sekolah Adiwiyata Provinsi Jawa Timur dalam rangka melakukan verifikasi lapangan atau visitasi sekolah adiwiyata tingkat Propinsi Jatim pada beberapa sekolah di Kabupaten Probolinggo, yaitu SMKN 2 Kraksaan dan SMPN 1 Maron.

            Tim juri yang hadir di Kabupaten Probolinggo terdiri 2 orang yaitu Ir. Diah Larasayu, MM dari unsur DLH Propinsi Jawa Timur dan Warju, ST dari unsur Perguruan Tinggi Unesa Surabaya. Dengan di dampingi Tim DLH Kabupaten Probolinggo, Tim Juri melihat dan meneliti kembali secara langsung terhadap kelengkapan administrasi serta kondisi lingkungan sekolah dengan sarana dan prasarana pendukungnya sebagai sekolah berbudaya lingkungan.

        Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas LH melalui Kasi Kemitraan Darwanti, S.Hut menjelaskan, bahwa 2 sekolah yaitu SMKN 2 Kraksaan dan SMPN 1 Maron yang saat ini dilakukan visitasi Tim Adiwiyata Propinsi adalah merupakan sekolah yang lolos Administrasi mewakili Kabupaten Probolinggo dari 7 sekolah yang sebelumnya telah diusulkan DLH Kabupaten Probolinggo.

           Pada tahun 2018 DLH telah mengusulkan 7 Sekolah Calon Adiwiyata Propinsi, antara lain : SMKN 2 Kraksaan, SMPN 1 Maron, SMPN 1 Gending, SMPN 1 Kotaanyar, SMPN 2 Kraksaan, SDN Sapikerep 1 Sukapura, SDN Patokan 1 Kraksaan, namun yang lolos administrasi baru 2 sekolah tersebut.

             Sejak Maret 2018 DLH Kabupaten Probolinggo telah mempersiapkan dan menominasi 12 Sekolah yang dinilai peduli dan menerapkan perilaku ramah lingkungan. Oleh karena itu sekolah-sekolah tersebut dikumpulkan dalam pertemuan di DLH untuk diberikan arahan dan pembinaan, antara lain yang terkait  Kebijakan sekolah berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan yang berbasis partisipatif, dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Selain itu juga disampaikan terkait dengan ketersediaan data tentang kontribusi sekolah terhadap peningkatan kualitas lingkungan, serta kajian lingkungan sekolah yang berdasarkan pada potensi dan permasalahan lingkungan daerah dan rencana aksi sekolah. Keseluruhan data terangkum dalam  data evaluasi administrasi (makro excel) calon sekolah adiwiyata.

             Pelaksanaan program sekolah Adiwiyata di Kabupaten Probolinggo sampai dengan saat ini dikembangkan secara berjenjang dan diklasifikasikan berdasarkan kwantitas yang dicapai, yaitu Sekolah Adiwiyata Tingkat Kabupaten, Sekolah Adiwiyata Tingkat Propinsi, Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional, dan Sekolah Adiwiyata Tingkat Mandiri.

      Sekolah Adiwiyata Tingkat Kabupaten apabila skor capaian indikator penilaiannya paling rendah 56. Sekolah Adiwiyata Tingkat Propinsi apabila skor capaian indikator penilaiannya paling rendah 64. Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional apabila skor capaian indikator penilaiannya paling rendah 72. Kemudian Sekolah Adiwiyata Tingkat Mandiri apabila sekolah tersebut telah menjadi Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional kemudian berhasil melakukan pendampingan dan pembinaan pada 3 sekolah lain menjadi Sekolah Adiwiyata Tingkat Kabupaten. Sebagaimana disampaikan dalam surat Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM pada Kemenlhk tanggal 8 Februari 2018 nomor S.11/P2SDM/LATMA/SDM-2/2/2018,  pembinaan   calon sekolah Adiwiyata Nasional dan calon sekolah Adiwiyata Mandiri harus difokuskan pada terwujudnya sekolah berbudaya lingkungan, yaitu sekolah yang memiliki kebijakan berupa visi, misi, tujuan dan program yang mengintegrasikan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan. Dalam proses belajar – mengajar antara guru dan murid  juga menjalankan pengintegrasian serta pembiasaan dalam perilaku  peduli lingkungan, hemat energy dan konservasi air. Sekolah harus membentuk kader-kader lingkungan, dan mengelola sarana dan prasarana pendukung proses pembelajaran dan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan di sekolah.

            Adapun komponen indikator penilaian sekolah Adiwiyata dilaksanakan sesuai ketentuan Permenlhk nomor 05 Tahun 2013, meliputi : Kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis partisipatif, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.

            Dari 12 Sekolah yang dipersiapkan, selanjutnya hanya 7 sekolah yang benar-benar telah siap untuk diusulkan, dan dari 7 Sekolah tersebut, ternyata 2 sekolah yang lolos administrasi berdasarkan penilaian Tim Adiwiyata Propinsi, sehingga ditindaklanjuti dengan verifikasi lapangan menjadi sekolah calon adiwiyata propinsi 2018. (Bid. P2KLH 7/6/18).