Pada bulan puasa terdapat perubahan pola konsumsi masyarakat yang signifikan, sehingga mengakibatkan volume sampah juga meningkat secara signifikan. Hal ini nampak dari peningkatan volume sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah.
Selama bulan Ramadhan, banyak masyarakat berjualan makanan untuk kebutuhan buka puasa maupun sahur, dikemas dalam wadah berbahan plastik ataupun styrofoam. Sampah yang dihasilkan sebagian besar adalah sampah sisa makanan dan kemasannya.
Masyarakat dihimbau untuk tetap menjaga lingkungan dengan melakukan hal sederhana melalui pengurangan sampah. Apa saja yang dapat kita lakukan agar aktivitas di bulan puasa ini lebih ramah lingkungan?
1. Tidak membuang makanan
Kita perlu menghilangkan kebiasaan membuang makanan dengan membeli makanan sesuai kebutuhan, memasak makanan dengan jumlah yang sesuai, tidak menyisakan makanan, dan menyimpan makanan dengan baik agar dapat dikonsumsi lebih lama.
2. Menghindari pemakaian barang sekali pakai
Pilihlah barang yang bisa digunakan berulang kali dengan bahan yang ramah lingkungan.
3. Membawa wadah/tempat sendiri
Hendaknya kita membawa tumbler atau tas kain saat berbelanja dan membeli produk yang bisa diisi ulang.
4. Berbelanja sesuai kebutuhan
Selain pemborosan, belanja berlebihan dapat berdampak buruk bagi lingkungan karena barang yang dibeli berpotensi jadi sampah. Belanja bahan makanan berlebihan seringkali berakibat makanan menjadi busuk atau kedaluwarsa dan akhirnya terbuang.
5. Mengguna ulang (reuse) dan mendaur ulang (recycle) sampah
Sampah sebenarnya dapat diguna ulang atau didaur ulang. Sampah anorganik dapat digunakan kembali atau diubah menjadi barang-barang yang lebih bermanfaat, sedangkan untuk sampah organik dapat diolah menjadi kompos.
Walaupun sampah dapat diguna ulang atau didaur ulang, namun akan lebih bijak apabila kita melakukan pengurangan sampah (reduce) sebagai langkah pertama untuk mencegah timbulan sampah. Sebagaimana kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati.