Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Pertemuan DLH tersebut dihadiri oleh 21 sekolah Adiwiyata di Kabupaten Probolinggo, baik tingkat Provinsi, Nasional, maupun Mandiri serta stakeholder yang mendukung program Adiwiyata.
Kepala DLH Kabupaten Probolinggo melalui Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas LH Anang Budiarto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembinaan terhadap Calon Sekolah Adiwiyata Nasional dan Calon Sekolah Adiwiyata Mandiri lebih difokuskan pada terwujudnya sekolah berbudaya lingkungan yaitu sekolah yang menerapkan perilaku ramah lingkungan. Sekolah yang menerapkan perilaku ramah lingkungan memiliki kebijakan, visi, misi, tujuan dan program yang mengintegrasikan upaya Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).
Lebih lanjut disampaikan bahwa pendidik dan peserta didik diharapkan melakukan proses pembelajaran yang mengintegrasikan upaya PPLH, membentuk kader-kader Adiwiyata sekolah serta mengelola sarana dan prasarana pendukung proses pembelajaran dan kegiatan PPLH di sekolah.
Program Adiwiyata merupakan program nasional yang pelaksanaannya dilakukan secara berjenjang dan diklasifikasikan berdasarkan capaian skor indikator penilaian. Penghargaan Adiwiyata Kabupaten diberikan kepada sekolah yang memperoleh nilai paling rendah 56, Adiwiyata Provinsi apabila sekolah mencapai nilai paling rendah 64, dan Adiwiyata Nasional apabila sekolah mencapai nilai paling rendah 72. Sekolah Adiwiyata Mandiri bisa diraih oleh sekolah Adiwiyata Nasional yang telah melakukan pembinaan ke 3 sekolah Adiwiyata Kabupaten.
Hingga tahun 2019 Kabupaten Probolinggo telah meraih penghargaan untuk 4 Sekolah Adiwiyata Mandiri, 11 Sekolah Adiwiyata Nasional dan 9 Adiwiyata Provinsi.